Keluhan Warga Sekitar PT SPF Ogan Ilir Mencuat, DPD PGK Desak Evaluasi CSR dan Dampak Lingkungan

OGAN ILIR, TRIKPOS.com — Keluhan masyarakat terhadap aktivitas PT Sumatera Prima Fibreboard (PT SPF) kembali mencuat. Dewan Pimpinan Daerah Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPD PGK) Ogan Ilir menyoroti dampak lingkungan dan minimnya perhatian perusahaan terhadap masyarakat sekitar lokasi industri.

PT Sumatera Prima Fibreboard merupakan perusahaan manufaktur panel kayu jenis MDF sekaligus pengelola hutan tanaman industri (HTI) yang beroperasi sejak 2003. Perusahaan tersebut beralamat di Jalan Palembang–Indralaya Km 28, Desa Palemraya, Kabupaten Ogan Ilir.

Ketua DPD PGK Ogan Ilir, Dwi Surya Mandala, S.E, menyampaikan bahwa pihaknya menerima sejumlah keluhan dari warga RT 05 Kelurahan Timbangan. Keluhan tersebut disampaikan langsung oleh masyarakat yang terdampak aktivitas perusahaan.

“Ada laporan berulang terkait aroma menyengat yang kerap muncul dari aktivitas perusahaan dan sudah dirasakan warga selama bertahun-tahun. Ini tentu mengganggu kenyamanan dan kualitas hidup masyarakat sekitar,” ujar Dwi.

Keluhan serupa disampaikan Ketua RT 05 Lingkungan III Kelurahan Timbangan, Safa’at. Ia menyebutkan bahwa bau menyengat dari kawasan industri PT SPF bukan lagi persoalan baru bagi warga.

Selain itu, Safa’at juga menyoroti berhentinya bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) berupa sembako yang sebelumnya rutin diterima warga.
“Sudah beberapa tahun terakhir bantuan sembako tidak pernah lagi diberikan. Padahal sebelumnya bantuan tersebut sangat membantu masyarakat,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan Jilli, Sekretaris DPD PGK Ogan Ilir. Ia menuturkan bahwa bantuan sembako terakhir kali diterima warga sekitar pada 2019. Menurutnya, bantuan tersebut biasanya disalurkan menjelang Hari Raya Idul Fitri dan sangat dinantikan masyarakat.

“Seingat saya sejak 2019 tidak ada lagi bantuan sembako. Padahal dampak aktivitas perusahaan masih dirasakan hingga sekarang, terutama soal bau,” kata Jilli saat ditemui di tempat usahanya di Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

Jilli yang juga merupakan mantan karyawan PT SPF di Departemen HRGA berharap perusahaan dapat lebih melibatkan masyarakat sekitar dalam aktivitas perusahaan, termasuk memberikan peluang kerja sederhana bagi warga setempat.

“Masih banyak warga yang menganggur. Perusahaan setidaknya bisa melibatkan masyarakat sekitar untuk pekerjaan kebersihan atau perawatan lingkungan,” ujarnya.

DPD PGK Ogan Ilir meminta PT SPF agar lebih responsif terhadap keluhan masyarakat ke depan, baik terkait penyaluran CSR maupun dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas industri. Mereka menegaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya diprioritaskan bagi masyarakat yang terdampak langsung.

Exit mobile version