PAGAR ALAM, TRIKPOS.com– Peringatan Hari Ulang Tahun ke-24 Kota Pagar Alam yang digelar pada Senin (23/6/2025) menjadi momentum penting bagi seluruh elemen masyarakat. Dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD, Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru hadir langsung untuk memberikan apresiasi dan dukungan konkret berupa dana keuangan khusus sebesar Rp 35 miliar.
Namun lebih dari sekadar bantuan anggaran, Gubernur Deru menekankan perlunya pembangunan yang berpijak pada kearifan lokal, termasuk pelestarian budaya dan lingkungan yang menjadi ciri khas Pagar Alam.
“Pagar Alam tidak hanya memiliki potensi alam yang memesona, tetapi juga kekayaan budaya yang harus terus dijaga. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi tentang identitas dan keberlanjutan,” ungkap Deru di hadapan para anggota dewan dan tamu undangan.
Menurut Deru, pembangunan yang abai terhadap budaya dan lingkungan akan kehilangan ruh-nya. Ia memuji langkah-langkah Pemerintah Kota Pagar Alam yang selama ini dianggap berhasil menyeimbangkan kemajuan fisik dengan nilai-nilai lokal.
“Modernisasi tidak boleh meminggirkan warisan leluhur. Budaya harus tetap menjadi napas keseharian, dan alam harus tetap menjadi bagian dari hidup, bukan korban pembangunan,” ujarnya tegas.
Ketua DPRD Pagar Alam, Hj. Jenni Shandiyah, mengapresiasi perhatian Gubernur yang konsisten terhadap kemajuan daerah. Ia menilai sinergi antara pemerintah provinsi dan kota telah membawa dampak positif dalam percepatan pembangunan.
“Dukungan Gubernur tidak hanya dalam bentuk kebijakan, tetapi juga semangat membangun bersama. Ini sangat berarti bagi kami,” ucap Jenni.
Sementara itu, Walikota Pagar Alam, Ludi Oliansyah, menyatakan komitmennya untuk menjaga kesinambungan antara pertumbuhan kota dan pelestarian nilai-nilai lokal. Menurutnya, pembangunan yang tidak berakar pada budaya akan mudah rapuh.
“Arahan Pak Gubernur menjadi panduan penting bagi kami. Kami ingin memastikan bahwa Pagar Alam tumbuh tanpa kehilangan akar budaya dan kelestarian alamnya,” ujar Ludi.
Perayaan HUT ke-24 ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga ruang refleksi untuk memastikan arah pembangunan yang berkelanjutan. Dengan dukungan dari pemerintah provinsi dan semangat kolektif masyarakat, Pagar Alam diharapkan dapat menjadi model kota yang tumbuh tanpa tercerabut dari akarnya.
“Jangan sampai kita hanya fokus pada membangun fisik. Kita harus membangun peradaban,” tutup Herman Deru, menekankan pentingnya nilai-nilai budaya dan lingkungan sebagai fondasi masa depan kota. (#)