PALEMBANG, TRIKPOS.com— Pemerintah Kota Palembang bersama Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Palembang kembali menggelar Pasar Murah sebagai upaya memperkuat ekonomi kerakyatan dan menjaga daya beli warga. Kegiatan berlangsung di Perumahan Griya Borang Indah, Jalan Bersatu RT 6/RW 2, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Sematang Borang, Palembang.
Gelaran pasar murah ini disambut antusias masyarakat, terutama warga berpenghasilan rendah yang mendapat akses bahan pokok dengan harga lebih terjangkau. Selain menyediakan kebutuhan sembako, kegiatan ini juga melibatkan pelaku UMKM dan pengusaha muda lokal untuk mempromosikan produk unggulan mereka.
Wali Kota Palembang, H Ratu Dewa, menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi strategis antara pemerintah dan HIPMI. “Pasar murah ini bukan sekadar jual beli, tetapi bentuk nyata gotong royong dalam meringankan beban ekonomi warga, khususnya di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok,” ujar Dewa.
Ia menegaskan Pemkot Palembang akan terus menggandeng sektor swasta serta komunitas bisnis untuk memperluas pemerataan ekonomi hingga ke tingkat akar rumput.
Dalam kesempatan itu, Dewa turut memaparkan perkembangan ekonomi Kota Palembang yang dinilai tetap stabil. Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 mencapai 5,13 persen dengan inflasi terkendali di kisaran 4 persen.
“Ini menjadi bukti bahwa pemulihan ekonomi berjalan baik. Namun kita tetap punya pekerjaan rumah bersama, seperti menurunkan angka stunting dan memperkuat ketahanan pangan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Umum BPC HIPMI Palembang, Peby Anggi Pratama, menegaskan pasar murah ini menyasar masyarakat kelas bawah agar manfaatnya benar-benar tepat sasaran.
“Kami hadir di tengah warga dengan harga terjangkau dan kualitas terjamin. Ini langkah konkret menjaga stabilitas harga dan membantu masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.
Peby menambahkan kegiatan ini sejalan dengan program nasional penguatan ketahanan pangan, termasuk pengembangan urban farming serta upaya pengendalian inflasi di daerah.
“Karena itu kegiatan tidak hanya dipusatkan di kota, tetapi juga di wilayah pinggiran agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat,” kata Peby. (*)















