TRIKPOS.COM, BANYUASIN – Menjelang Pilkada serentak 2024, hasil survei terbaru yang dirilis oleh Index Politica memberikan gambaran menarik mengenai peta politik di Kabupaten Banyuasin.
Survei ini dilakukan pada 12-18 November 2024 yang melibatkan 800 responden dengan metode multistage random sampling dan tingkat kepercayaan 95%, serta margin of error sebesar 4%.
Pasangan Askolani-Neta Indian (ASTA) memimpin dengan tingkat elektabilitas mencapai 63,21 persen, diikuti oleh Slamet Soementono-Alfi Rustam (Selfi) dengan 31,03 persen. Sebanyak 5,76 persen responden masih belum menentukan pilihan.
Namun, meskipun elektabilitas ASTA tinggi, tingkat suara solid pasangan ini hanya 46,1 persen, menunjukkan adanya potensi perubahan pada angka 14,05 persen pemilih yang belum sepenuhnya yakin.
Direktur Index Politica, Asrul Harahap, menjelaskan bahwa tingginya elektabilitas ASTA disebabkan kelompok pemilih utama, seperti pelaku usaha kecil (29,3 persen dari total sampel) dan ibu rumah tangga (25,3 persen).
Sedangkan, Pasangan Selfi mendapatkan dukungan solid sebesar 20,14 persen untuk Slamet Soementono dan 9,23 persen untuk Alfi Rustam. Sisanya, sebanyak 1,66 persen, masih merahasiakan pilihannya.
“Meskipun terpaut cukup jauh dari ASTA, pasangan Selfi masih memiliki peluang di sisa waktu untuk mengoptimalkannya menarik perhatian masyarakat Banyumas,” ungkapnya, Sabtu (23/11/2024).
Sambung Asrul, Hasil survei juga mengungkapkan bahwa 45,5 persen responden menolak money politik, sementara 28,4 persen mengaku menerima uang atau barang dari pasangan calon. Namun, dari mereka yang menerima, hanya 19,1 persen yang benar-benar memilih pasangan yang memberikan insentif.
“Aspek money politik ini penting untuk diperhatikan. Jika ada upaya sistematis untuk menyasar lebih dari 30 persen pemilih menggunakan uang, maka ini bisa menjadi ancaman bagi pasangan calon yang bertarung secara fair,” ujar Asrul.
Dalam survei ini, ungkap Asrul pasangan Askolani dan Neta memiliki tingkat popularitas yang tinggi, masing-masing sebesar 92,8 persen dan 72,1 persen. Sementara Slamet Soementono dan Alfi Rustam mencatat popularitas masing-masing 88,2 persen dan 64,1 persen.
“Askolani dikenal masyarakat karena dianggap mampu menyelesaikan persoalan daerah, terutama terkait pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Ini menjadi salah satu kriteria utama pemilih dalam menentukan pilihan,” tambah Asrul.
Sebanyak 23,57 persen responden masih merahasiakan pilihannya. Menurut Asrul, angka ini menunjukkan bahwa hasil akhir masih bisa berubah pada hari pencoblosan, terutama jika pemilih memutuskan berdasarkan momentum terakhir kampanye.
Pasangan ASTA saat ini memiliki keunggulan signifikan, namun tim sukses perlu mempertahankan momentum hingga hari pencoblosan.
“Dengan suara solid ASTA sebesar 46,1 persen dan popularitas tinggi, peluang pasangan ini untuk menang cukup besar, asalkan tidak terganggu oleh faktor eksternal seperti money politik yang dapat merubah peta suara di detik-detik akhir,” tandasnya. (WN)