JAKARTA, TRIKPOS.com — Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Alex Indra Lukman, menilai kebijakan pemerintah menutup kran impor etanol untuk kebutuhan industri sudah tepat. Menurutnya, langkah ini akan memperkuat visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan ekonomi hijau.
“Pasokan etanol untuk industri mampu dipenuhi pengusaha dalam negeri. Karena itu, larangan impor adalah langkah yang tepat,” tegas Alex dalam keterangan pers, Minggu (21/9).
Alex menjelaskan, pemisahan pasar etanol menjadi dua segmen industri dan energi akan membuat perlindungan terhadap petani, pengusaha, hingga konsumen gula tebu lebih terukur. Ia menilai, untuk kebutuhan energi baru terbarukan (EBT), Indonesia masih harus membuka impor karena keterbatasan teknologi dalam negeri.
Larangan terbatas (lartas) impor etanol sebelumnya diinstruksikan Presiden Prabowo pada Jumat (19/9), menyusul keluhan anjloknya harga tetes tebu (molases) dari Rp2.000 menjadi Rp900 per kilogram akibat masuknya etanol impor. Menteri Pertanian Amran Sulaiman ditugaskan menindaklanjuti arahan tersebut.
Alex yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Barat ini menegaskan, dukungan pemerintah terhadap pengusaha lokal sangat penting untuk merealisasikan visi ekonomi hijau Presiden Prabowo. “Saat ini kita baru mampu mewujudkan di segmen industri. Perlindungan bagi pengusaha lokal yang berkontribusi pada visi itu harus diprioritaskan,” ujarnya.
Ia optimistis kebutuhan etanol industri bisa terpenuhi dari dalam negeri karena bahan bakunya melimpah, mulai dari tebu, singkong, jagung hingga ubi jalar. Alex juga berharap kebijakan ini direspons cepat, seperti halnya larangan impor gula rafinasi yang mampu menggairahkan industri gula nasional.
Ekonomi hijau sendiri merupakan pendekatan pembangunan yang mengutamakan kesejahteraan sosial-ekonomi dengan tetap menjaga lingkungan, melalui investasi rendah karbon, efisiensi sumber daya, serta inklusi sosial. (red)