Dinas PPPA Sumsel Dorong Sekolah Ramah Anak, Ajak Tenaga Pendidikan Bangun Layanan Humanis

PALEMBANG, TRIKPOS.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) terus memperkuat komitmennya dalam menghadirkan pelayanan publik yang berpihak pada anak. Hal itu ditegaskan dalam kegiatan Sosialisasi Layanan Pemenuhan Hak Anak Bidang Kesehatan atau Pelayanan Ramah Anak di Sekolah Tahun 2025, yang digelar di Palembang, Kamis (30/10/2025).

Kepala Dinas PPPA Provinsi Sumsel, Fitriana, S.Sos., M.Si., saat membuka kegiatan, menegaskan bahwa anak merupakan aset berharga bangsa yang harus mendapatkan perlindungan penuh, termasuk dalam akses terhadap layanan kesehatan.

“Pelayanan kesehatan bagi anak tidak hanya soal medis, tapi juga kenyamanan, rasa aman, dan pemenuhan hak mereka untuk didengar. Melalui program Sekolah Ramah Anak, kita ingin memastikan sekolah menjadi tempat yang tidak hanya mendidik, tetapi juga memuliakan anak,” ujar Fitriana.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Deputi Pemenuhan Hak Anak KemenPPPA, TP-PKK Sumsel, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Kepala Dinas PPPA Kabupaten/Kota se-Sumatera Selatan. Sejumlah narasumber dari kalangan pendidikan juga hadir memberikan pemaparan terkait implementasi layanan sekolah ramah anak.

Menurut Fitriana, program Sekolah Ramah Anak merupakan bagian dari agenda besar menuju Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Ia menekankan pentingnya pemahaman tenaga pendidik mengenai prinsip perlindungan anak, konseling psikososial, hingga mekanisme penanganan anak korban kekerasan. “Anak bukan sekadar objek pelayanan, mereka adalah subjek yang punya hak untuk didengar,” tegasnya.

Fitriana juga menambahkan, keberhasilan program tidak hanya bergantung pada tersedianya fasilitas fisik, tetapi juga pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Para tenaga pendidik, katanya, harus mampu memberikan pelayanan yang inklusif, nondiskriminatif, serta menjaga kerahasiaan anak yang membutuhkan perlindungan.

“Kita ingin anak-anak, termasuk penyandang disabilitas, merasakan pelayanan yang adil dan manusiawi,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Fitriana menyoroti pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan sistem perlindungan anak yang menyeluruh. Dinas PPPA, Dinas Kesehatan, aparat penegak hukum, tenaga pendidik, hingga UPTD PPA harus bekerja bersama memastikan adanya akses layanan berlapis bagi anak-anak yang menghadapi masalah kesehatan maupun kekerasan.

“Ketika seorang anak datang ke sekolah dan terlihat tanda kekerasan, maka harus ada sistem rujukan cepat dan tepat,” jelasnya.

Ia berharap, peserta sosialisasi dari berbagai kabupaten/kota dapat menjadi agen perubahan di daerah masing-masing. Dengan kolaborasi dan komitmen kuat, Sumatera Selatan diyakini mampu menjadi pelopor pelayanan ramah anak di tingkat nasional.

“Sekolah harus menjadi tempat yang menyenangkan, aman, tanpa diskriminasi, dan penuh kasih sayang. Anak-anak yang sehat dan bahagia adalah pondasi kemajuan bangsa,” kata Fitriana menutup sambutannya.

Kegiatan kemudian dibuka resmi oleh Fitriana sebagai langkah awal gerakan bersama membangun layanan sekolah ramah anak hingga ke pelosok Sumatera Selatan. Dengan semakin banyaknya sekolah yang siap memberikan pelayanan layak, humanis, dan menyeluruh, Sumsel optimistis melahirkan generasi kuat, sehat, dan berkarakter selaras dengan visi besar daerah sebagai Provinsi Ramah Perempuan dan Layak Anak. (Adv)