PALEMBANG, TRIKPOS.com – Inovasi pertanian Sumatera Selatan (Sumsel) kembali mencuri perhatian nasional. Dalam acara Gebyar Perbenihan Tanaman Pangan Nasional X di Jakabaring Sport City (JSC), Palembang, Sabtu (13/9), Kementerian Pertanian memberikan apresiasi atas keberhasilan Sumsel mengembangkan teknologi padi apung di lahan rawa.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan RI, Dr. Yudi Sastro, menyebut padi apung sebagai terobosan cerdas untuk mengatasi keterbatasan produksi di wilayah rawa. “Padi apung adalah solusi yang bisa meningkatkan produksi di lahan tergenang. Sumsel sudah berani memulai, dan hasilnya sangat baik,” ujar Yudi.
Teknologi ini dilakukan dengan memanfaatkan rakit atau styrofoam sebagai media tanam di lahan yang rawan banjir. Dengan begitu, petani tetap bisa produktif meski menghadapi kondisi lahan yang sulit.
Selain padi apung, Sumsel juga meluncurkan Gerakan Sumsel Mandiri Benih, program strategis untuk menjamin ketersediaan benih unggul bersertifikat. Program ini dinilai sejalan dengan percepatan target swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo.
“Gerakan ini luar biasa, karena dengan benih yang cukup, tepat waktu, dan berkualitas, swasembada pangan bisa kita capai,” lanjut Yudi.
Target swasembada pangan sendiri dipercepat signifikan. Dari semula empat tahun, menjadi dua tahun, bahkan kini ditargetkan rampung pada tahun ini. Empat komoditas utama yang menjadi fokus yaitu beras, jagung, gula, dan garam.
Dalam konteks itu, Sumsel dianggap sebagai salah satu provinsi dengan capaian terbaik. “Sumsel mendapat target tinggi, dan alhamdulillah capaiannya sesuai,” tambahnya.
Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan uji coba padi apung yang kini siap diperluas. Menurutnya, inovasi tersebut bukan hanya menjawab kebutuhan pangan, tetapi juga berpotensi dikembangkan sebagai agrowisata.
“Teknologi akan sia-sia tanpa kedisiplinan. Petani harus disiplin menggunakan benih baru, pupuk, serta mengikuti arahan penyuluh pertanian,” tegas Herman.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan indeks pertanaman dengan panen lebih dari sekali dalam setahun. Langkah ini diyakini mampu mendongkrak produktivitas Sumsel secara signifikan.
Selain itu, Herman juga menyoroti pentingnya efisiensi pascapanen. Masalah kehilangan hasil atau losis harus ditekan agar hasil kerja petani benar-benar optimal.
Dengan inovasi padi apung, gerakan mandiri benih, serta dukungan pemerintah pusat, Sumsel menegaskan posisinya sebagai pionir dalam menjawab tantangan ketahanan pangan nasional. (#)