TRIKPOS.COM, PALEMBANG – Masyarakat Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) kembali merasakan dampak buruk akibat robohnya Jembatan Sungai Lalan. Pada Senin, 26 Agustus 2024, ratusan warga yang tergabung dalam Aliansi Pengguna Sungai Lalan menggelar aksi damai di depan Kantor Gubernur Sumatera Selatan, menuntut pemulihan akses jalur sungai yang kini lumpuh.
Jembatan Sungai Lalan, yang roboh pada 26 Juli 2024, merupakan akses vital bagi transportasi darat dan sungai di kawasan tersebut. Kerusakan ini berdampak langsung pada perekonomian masyarakat Muba, yang sangat bergantung pada jalur ini untuk distribusi hasil pertanian, perikanan, dan barang dagangan lainnya.
Alan Jaya Saputra, Koordinator Aksi, menegaskan bahwa robohnya jembatan ini telah memutus urat nadi ekonomi masyarakat. “Jembatan yang roboh telah memutus akses darat dan sungai, mengakibatkan terganggunya distribusi hasil pertanian, perikanan, dan barang-barang dagangan. Ini menghantam perekonomian masyarakat secara drastis,” tegasnya dalam orasi.
Kerugian akibat putusnya akses ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat, tetapi juga oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sepanjang Sungai Lalan. Calvin Irawan, salah satu orator aksi, menyebutkan bahwa sekitar 30 kapal tongkang yang biasanya beroperasi setiap hari kini terpaksa berhenti total, yang berdampak pada arus barang dan logistik serta stabilitas ekonomi para pekerja di sektor tersebut.
Koordinator Lapangan, M. Wibi Aldrin Nori, menuduh pemerintah lamban dalam menanggapi situasi ini, meskipun sudah ada pekerja dan peralatan di lapangan untuk menangani reruntuhan. Ia mengingatkan bahwa masyarakat akan terus melakukan aksi hingga akses Sungai Lalan dibuka kembali. “Penundaan ini tidak bisa dibiarkan karena berdampak langsung pada kesejahteraan ribuan warga yang bergantung pada sungai ini,” tegasnya.
Aksi ini juga menuntut agar jalur sungai segera dibersihkan dan dibuka kembali tanpa penundaan lebih lanjut, mengingat pentingnya akses tersebut bagi perekonomian masyarakat dan iklim investasi di Sumatera Selatan.
Para pendemo kemudian diterima oleh Sekretaris Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumatera Selatan, Ir. Ridwan, M.M., yang mengakui bahwa rapat-rapat telah diadakan bersama pihak terkait untuk menangani situasi ini. Namun, perbaikan belum dapat dilakukan karena masih menunggu keputusan dari asosiasi terkait.
Plt Kadis Perhubungan Pemprov Sumsel, Arinarsa Js, juga menambahkan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah percepatan untuk menyelesaikan pembangunan atau rehabilitasi Jembatan Sungai Lalan. Ia menyadari bahwa kondisi ini sangat mengganggu aktivitas harian warga, termasuk anak-anak yang harus bersekolah dan distribusi hasil bumi yang kini terganggu dengan waktu tempuh alternatif mencapai 5-7 jam.