JAKARTA – Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung memaknai Hari Raya Idul adha 1442 Hijriah/2021 Masehi, yang berlangsung di tengah pandemi saat ini, sebagai momentum untuk meningkatkan kegotongroyongan dan kekompakan.
“Hari raya Idul adha kali ini kita rayakan berbeda dengan Idul adha pada periode sebelumnya, kita mengalami pandemi. Tentunya kita tidak gampang untuk melalui fase-fase ini, butuh keikhlasan, kegotongroyongan, kekompakan, pengorbanan untuk melalui semua ini,” ujar Seskab, dalam pernyataan yang diunggah pada kanal YouTube Sekretariat Kabinet, Selasa (20/07/2021).
Seskab pun meyakini, meskipun harus beribadah di rumah dan bersilaturahmi secara virtual untuk menekan laju penularan COVID-19, umat muslim dapat melalui Hari Raya Idul adha ini dengan lebih khusyuk, bermakna, dan bermanfaat bagi sesama.
“Banyak di antara kita mungkin tidak bisa merayakan Idul adha dengan salat di tempat yang kita rencanakan seperti tahun-tahun lalu, karena adanya larangan dari pemerintah. Tetapi saya yakin seyakin-yakinnya, bahwa Idul adha kali ini pasti dapat kita lalui dengan lebih khusyuk, lebih syahdu, lebih berbekas, lebih bermakna, dan tentunya lebih bermanfaat bagi sesama,” tuturnya.
Dengan upaya penanganan pandemi yang terus dilakukan secara bersama ini, Seskab Pramono Anung berharap Indonesia bisa segera terlepas dari pandemi.
“Selamat merayakan Hari Raya Idul adha. Mudah-mudahan pandemi ini segera berlalu,” tandasnya.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), dalam acara Takbir Akbar Hari Raya Idul adha 1442 H yang dilaksanakan melalui konferensi video, Senin (19/07/2021) menyampaikan, Idul adha tahun adalah momentum untuk menguatkan solidaritas untuk bangkit bersama menghadapi pandemi. Menurut Presiden, Idul adha mengandung pesan mulia, pengorbanan, dan kemanusiaan yang patut menjadi pegangan bagi bangsa dan negara.
“Inilah momentum untuk menguatkan solidaritas dalam semangat persaudaraan. Ukhuwah islamiah, ukhuwah Wathaniyah, dan ukhuwah insaniah yang akan mampu melipatgandakan energi kita untuk menghimpun kekuatan, optimistis untuk bangkit bersama,” ujar Presiden.
Idul Adha tahun ini diperingati secara sederhana dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Namun, Kepala Negara meyakini Idul Adha sederhana ini tidak mengurangi kekhidmatan dalam menyampaikan rasa syukur kepada Allah Swt.
Presiden menambahkan, banyak keteladan dari Nabi Ibrahim a.s. yang dapat diambil hikmahnya seperti keteladanan dalam berkorban dan mengingatkan pentingnya keimanan, ketakwaan, serta keikhlasan.
“Di tengah pandemi saat ini, kita perlu kesediaan lebih banyak berkorban lagi. Mengorbankan kepentingan pribadi dan mendahulukan kepentingan masyarakat, serta sesama,” tuturnya.
Selain itu, Presiden meminta masyarakat mengoptimalkan ikhtiar baik lahiriah maupun batiniah untuk menghadapi pandemi saat ini dengan bersama-sama berdoa dan bertakbir dari rumah masing-masing.
“Kita optimalkan ikhtiar lahiriah dan juga ikhtiar batiniah. Kita berikhtiar bersama dengan di spilin mematuhi protokol kesehatan, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengisolasi diri bagi yang bergejala, dan memberikan bantuan untuk sesama,” tambah Presiden.
Kepala Negara mengajak masyarakat untuk berdoa bersama memohon pertolongan, kesembuhan bagi yang sakit, dan kekuatan bagi para pejuang kemanusiaan. Presiden pun berharap seluruh masyarakat Indonesia selalu diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapi segala ujian dan cobaan.
“Semoga Allah Swt meridhoi dan memudahkan semua upaya dan langkah-langkah kita sampai kita mencapai kemenangan melawan pandemi COVID-19 ini,” ucap Kepala Negara. (MAY/FID/UN)