JAKARTA , TRIKPOS.com – Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menjadi asa bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif. Sejak diluncurkan pada 2014, program ini telah memainkan peran vital dalam menjamin akses layanan kesehatan, baik untuk penyakit ringan maupun berat.
Salah satu layanan yang menjadi tumpuan pasien adalah pengobatan gagal ginjal, termasuk terapi hemodialisis atau cuci darah. Program JKN tidak hanya menjamin pengobatan penyakit berbiaya tinggi seperti kanker dan diabetes, tetapi juga layanan kesehatan yang membutuhkan perawatan jangka panjang hingga seumur hidup, seperti hemodialisis, pengobatan talasemia, dan hemofilia.
Dalam kurun waktu 2014–2024, layanan hemodialisis yang ditanggung Program JKN mencapai 49,25 juta kasus. Khusus di tahun 2024, sebanyak 7,5 juta kasus hemodialisis telah ditangani dengan total biaya mencapai Rp6,6 triliun. Data ini mencerminkan besarnya manfaat yang dirasakan peserta dalam menjaga stabilitas kesehatan mereka.
Cerita Sri dan Halimah: Manfaat Nyata JKN
Bagi Sri (28), hemodialisis adalah bagian dari hidupnya selama dua tahun terakhir. “Saat pertama kali tahu harus cuci darah seumur hidup, rasanya sulit diterima. Tapi keluarga selalu mendukung saya untuk tetap semangat. Saya sadar hidup ini berharga,” ungkapnya.
Sri menyebut bahwa biaya sekali cuci darah berkisar Rp800.000 hingga Rp1.000.000. Dengan jadwal dua kali seminggu, biaya bulanan bisa mencapai jutaan rupiah. “Saya tidak bisa membayangkan jika Program JKN tidak ada. BPJS Kesehatan sangat membantu, dan saya berterima kasih kepada semua peserta yang membayar iuran secara rutin,” katanya dengan haru.
Kisah serupa dialami Halimah (46), yang telah menjalani cuci darah selama tujuh tahun. Meski awalnya sulit menerima kenyataan, dukungan keluarga membuatnya tetap kuat. “Kalau JKN tidak ada, mungkin saya harus menjual rumah untuk biaya cuci darah. Alhamdulillah, JKN sangat membantu,” ujar Halimah.
Menurutnya, menjadi peserta JKN adalah bentuk gotong royong. “Peserta sehat membantu yang sakit. Tidak ada ruginya menjadi peserta JKN,” tambah Halimah.
Kepala Humas BPJS Kesehatan, Rizzky Anugerah, menyatakan bahwa Program JKN hadir untuk memberikan jaminan kesehatan yang menyeluruh bagi seluruh penduduk Indonesia. “Prinsip gotong royong menjadi landasan keberlanjutan program ini. Dengan kontribusi seluruh peserta, kita dapat menjaga keberlangsungan JKN,” jelasnya.
Untuk meningkatkan mutu layanan hemodialisis, BPJS Kesehatan memastikan penggunaan single-use dialyzer di 929 dari total 1.085 fasilitas kesehatan mitra. Langkah ini diambil untuk mencegah penularan penyakit dan kontaminasi silang antar pasien.
“Kami berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan terus diberikan agar Program JKN dapat berjalan optimal. Dengan demikian, keberlanjutan program ini akan tetap terjaga,” tutup Rizzky.
Melalui Program JKN, harapan hidup bagi pasien dengan kondisi kritis seperti gagal ginjal tetap terjaga. Prinsip gotong royong yang diusung program ini tidak hanya membantu pasien, tetapi juga menjadi cerminan nilai luhur bangsa Indonesia. (#)