PALEMBANG, TRIKPOS.com – Sistem evaluasi pendidikan di Indonesia kembali mengalami perubahan. Tahun ini, pemerintah memperkenalkan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai salah satu tolok ukur utama bagi siswa kelas IX yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA maupun SMK.
Meskipun tidak bersifat wajib untuk seluruh siswa, nilai TKA kini menjadi dokumen penting bagi pendaftaran sekolah lanjutan. Hal ini menjadikan TKA sebagai ujian strategis yang perlu disiapkan secara serius.
Kepala SMP Negeri 3 Palembang, Dra. Nofritawati, M.Si, mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah langkah persiapan menjelang pelaksanaan TKA.
“Kami akan mengundang para wali murid kelas IX untuk sosialisasi pelaksanaan TKA. Berdasarkan aturan Kementerian, nilai TKA memang tidak wajib bagi semua siswa, tetapi menjadi syarat penting bagi yang ingin melanjutkan ke SMA atau SMK,” ujar Nofritawati, Rabu (5/11/2025).
Menurut Nofritawati, TKA merupakan bentuk penyempurnaan dari Ujian Nasional (UN) yang sebelumnya menjadi standar kelulusan nasional. Namun berbeda dari UN, nilai TKA diproses secara terpusat melalui sistem ujian online yang dikelola langsung oleh pemerintah.
“Kami berharap seluruh siswa, sebanyak 325 orang, dapat mengikuti TKA. Ini bukan sekadar formalitas, tetapi cerminan kesiapan akademik mereka. Orang tua juga harus memahami pentingnya nilai TKA ini,” tambahnya.
TKA tahun ini dijadwalkan berlangsung pada bulan Maret 2026, dengan dua mata pelajaran yang diujikan: Bahasa Indonesia dan Matematika.
Bagi siswa, TKA menjadi tantangan baru yang mengukur kemampuan akademik sekaligus kesiapan mental. Salah satu siswa kelas IX.7 SMP Negeri 3 Palembang, M. Azza Rizky, mengaku mulai mempersiapkan diri sejak lama.
“Saya belajar di rumah dan ikut bimbingan belajar supaya nilainya bagus. Soalnya TKA penting untuk masuk ke SMA atau SMK pilihan,” ujarnya.
Pihak sekolah berharap, dengan adanya sosialisasi ini, tidak ada lagi kesalahpahaman di kalangan orang tua mengenai fungsi TKA.
“TKA bukan untuk menakut-nakuti siswa, tapi untuk mengukur kemampuan secara objektif dan menjadi refleksi hasil belajar tiga tahun terakhir,” tutup Nofritawati.(San)















