Viral! Dua Siswi SMP di Palembang Baku Hantam di Kantin Sekolah, Pihak Sekolah Sebut Sudah Selesai

Foto : Pertemuan Orang Tua SISWI, Guru dan siswi

PALEMBANG, TRIKPOS.com — Dunia pendidikan di Kota Palembang kembali tercoreng. Sebuah video perkelahian antara dua siswi SMP Negeri 31 Palembang viral di media sosial Instagram. Dalam video berdurasi singkat itu, tampak dua siswi berseragam biru putih saling dorong dan menjambak rambut di area kantin sekolah. Aksi tak pantas di lingkungan pendidikan itu sontak memicu kemarahan warganet.

Kepala Sekolah SMP Negeri 31 Palembang, H. Taufik Hidayat, SH, M.Pd, membenarkan kejadian tersebut. Namun ia menegaskan, persoalan itu telah diselesaikan secara kekeluargaan melalui mediasi antara kedua pihak.

“Benar ada peristiwa itu. Namun pihak sekolah telah memediasi kedua belah pihak agar berdamai. Saat ini masalahnya sudah clear,” ujar Taufik saat dikonfirmasi, Kamis (23/10/2025) siang.

Menurut Taufik, peristiwa itu terjadi pada Rabu (15/10/2025) sekitar pukul 10.00 WIB, bertepatan dengan jam istirahat pertama. Lokasinya berada di dekat kantin sekolah, tempat para siswa biasa berkumpul.

Awalnya, SC (kelas VII) dan TP (kelas IX) berpapasan di area kantin. Bahu keduanya tidak sengaja bersenggolan. Namun bukannya bermaaf-maafan, keduanya malah terlibat adu mulut hingga berujung perkelahian.

“Keduanya sempat berkelahi karena senggolan bahu. Tapi tidak ada pengeroyokan seperti yang ramai di medsos. Teman-teman mereka justru berusaha melerai,” tegas Taufik.

Insiden tersebut sempat direkam oleh salah satu siswa yang berada di lokasi dan kemudian tersebar di media sosial. Dalam hitungan jam, video berdurasi kurang dari satu menit itu menyebar luas, menimbulkan gelombang komentar pedas dari warganet yang menyoroti lemahnya pengawasan sekolah.

Pihak sekolah segera mengambil tindakan. Kedua siswi dibawa ke ruang Bimbingan dan Konseling (BK) untuk dimediasi bersama orang tua masing-masing. SC yang mengalami luka ringan langsung mendapatkan perawatan di sekolah, sedangkan TP sempat dibawa ke Rumah Sakit AK Gani untuk pemeriksaan.

“Keesokan harinya, pihak sekolah bersama orang tua TP datang ke rumah SC untuk meminta maaf,” kata Taufik.

Meski pihak sekolah menegaskan persoalan telah tuntas, publik menilai kasus ini menyingkap rapuhnya pembinaan karakter di kalangan pelajar. Banyak pihak menilai perkelahian yang terjadi di dalam lingkungan sekolah menunjukkan rendahnya pengawasan dan lemahnya kontrol guru saat jam istirahat.

Pemerhati pendidikan di Palembang, Darmawan Iskandar, menilai kejadian seperti ini tidak boleh diselesaikan hanya dengan damai di atas kertas. Menurutnya, sekolah perlu melakukan evaluasi sistem pengawasan dan pendidikan karakter agar peristiwa serupa tidak terulang.

“Kalau hanya sekadar minta maaf lalu dianggap selesai, ini bisa menjadi preseden buruk. Sekolah harus tegas dan melakukan pembinaan menyeluruh,” ujar Darmawan saat dihubungi terpisah.

Menanggapi kritik tersebut, Taufik menyebut pihaknya telah melakukan evaluasi internal. Guru-guru diinstruksikan untuk meningkatkan pengawasan di jam istirahat dan menanamkan nilai kedisiplinan serta empati di kalangan siswa.

“Kami tetap bersikap netral. Semua pihak sudah berdamai, tapi kami tidak ingin kejadian seperti ini terulang. Pembinaan karakter akan kami perkuat,” tutupnya. (Hasan Basri)