PALEMBANG, TRIKPOS .com, – Miris, harapan para orang tua siswa untuk mendapatkan pendidikan gratis di sekolah negeri tampaknya jauh dari kenyataan. Seorang wali murid berinisial A mengungkapkan kekecewaannya terhadap kebijakan yang diterapkan SD Negeri 137 Palembang, yang mewajibkan siswa membayar sumbangan sebesar Rp 60 ribu untuk pembelian sampul rapor.
Sekolah yang terletak di Jalan Cek Syeh, 24 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, diduga terlibat dalam praktik pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah. Kejadian ini mencuat ke publik setelah wali murid tersebut menyampaikan keluhannya kepada awak media, Rabu (8/1/2025).
“Kami sangat keberatan dengan aturan sekolah yang meminta sumbangan Rp 60 ribu untuk bungkus rapor. Kami ini orang susah, untuk makan sehari-hari saja harus menunggu gaji bulanan,” ujar A dengan nada kecewa.
Menanggapi dugaan pungli tersebut, Kepala SD Negeri 137 Palembang, Ermi Rosita, saat ditemui di ruang kerjanya, membenarkan adanya permintaan sumbangan. Namun, ia menegaskan bahwa sumbangan tersebut bersifat sukarela dan tidak diwajibkan.
“Memang benar ada sumbangan Rp 60 ribu untuk 19 siswa, tapi itu kalau mereka mau. Kalau tidak mau ya tidak apa-apa, cuma kalau mereka ingin cepat menerima rapor, ya harus disiapkan sampulnya,” ujar Ermi.
Lebih lanjut, Ermi menjelaskan bahwa sumbangan tersebut belum terkumpul sepenuhnya dan masih berupa rencana. Ia juga mengungkapkan bahwa dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah, ia kerap menggunakan dana pribadi untuk kebutuhan operasional sekolah.
“Saya ini sudah sering minjam duit ke orang, bahkan ke keluarga saya sendiri, untuk beli papan tulis, menerima tamu, dan urusan dinas lainnya. Jadi, kalau dibilang pungli, saya cuma minta enam puluh ribu dari 19 siswa. Itu juga untuk keperluan mereka,” tutupnya dengan nada kesal.
Reporter : Tim
