TRIKPOS, COM, PALEMBANG – Sosok figur ideal seorang pemimpin bakal memimpin Kota Palembang tentunya harus melihat popularitas atau elektabilitas, program apa yang akan dilakukan untuk kedepan.
Melalui diskusi publik Community Political Consultan Siapo Pemimpin Ideal Palembang? dengan tema “Mengkaji aspek aspek terkait penyelenggaraan Pilkada melalui sudut pandang demokrasi, partisipasi politik masyarakat, serta pemetaan situasi politik terhadap penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 ” bertempat di Hotel The Zuri, Sabtu (3/7/2021).
Selaku narasumber Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumsel H Giri Ramanda N Kiemas, Sekretaris DPD PAN Sumsel H Joncik Muhammad, Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel Herpanto, Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD Hanura Sumsel Qodri Usman, dan Perwakilan Partai PKS Sumsel Mgs Syaiful Padli dan pengamat politik Bagindo Togar serta host Novembriono SE.
Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumsel H Giri Ramanda Kiemas mengatakan, diskusi publik hari ini sangat menarik karena bicara isu dan membaca siapa figur pemimpin ideal Kota Palembang kedepan.
“Diskusi ini bagus karena mendengarkan pendapat dari stakeholder yang ada tentang Kota Palembang, juga bisa menjadi bahan diskusi selanjutnya kedepan mau seperti apa Kota Palembang ini,” ujarnya.
Menurut Giri, pemimpin yang ideal untuk Kota Palembang adalah sosok yang mengerti Kota Palembang. Kedua, memiliki program untuk kesejahteraan masyarakat dan bisa mengayomi masyarakat.
“Itulah syarat menjadi Walikota Palembang yang baik. Jadi tau Kota Palembang, tau bagaimana mengatasi permasalahan Kota Palembang, dan mampu meningkatkan kesejahteraan warga Palembang,” bebernya.
Ketika ditanya mulai banyak sosok yang bermunculan yang siap maju Pilkada Kota Palembang, Giri menuturkan, kalau sekarang figur yang muncul semua masih pencitraan. Pada tahun 2023 mereka mulai bicara program programnya .
“Mudah mudahan apa yang dicitrakan itu yang dilaksanakan. Kan kita punya perjalanan, apa yang kita citrakan hari ini, begitu terpilih jangan lupa apa yang dijalani masa lalu. Itulah beratnya kalau membuat pencitraan, jika bukan karakternya tapi karena hanya ingin menang melakukan sesuatu. Setelah menang lupa yang pernah di citrakannya,” paparnya.
“Siapapun Walikota Palembang kedepan. Buatlah program yang benar benar dibutuhkan masyarakat. Sehingga keberhasilannya itu akan terus diingat oleh masyarakat,” tambah Giri.
Dari sisi politik, Sekjen DPW Partai Amanat Nasional.(PAN) H Yoncik Mohammad menyampaikan, sosok figur pemimpin itu tentunya harus memiliki konsep membangun, sesuai visi dan misi daripada partai.
“Mencari figur sosok seorang pemimpin itu, pastinya partai yang bakal seleksi. Apabila dia siap di usung partai pastinya harus memiliki konsep untuk membangun, memahami peta wilayah dan kondisi di Kota Palembang,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Golkar Sumsel Herpanto menuturkan, diskusi tentang pemimpin Kota Palembang ini menarik.
” Kita harapkan memang betul-betul diperoleh dari diskusi ini akan memunculkan ketokohan, sebagai calon kandidat kuat pemimpin Kota Palembang,” katanya
“Calon pemimpin yang ideal Kota Palembang, sebenarnya sederhana dia tahu apa potensi yang terkandung di Kota Palembang. Kemudian dia tahu, apa dampak akibat pembangunan Kota Palembang,” tambahnya.
Masalah ekonomi, politik, sosial budaya ini adalah potensi yang terjadi karena ada perubahan termasuk berdampak seperti biasanya. Terjadinya urbanisasi penduduk, itu masalah tapi dari masalah ini akan menimbulkan potensi potensi ekonomi dan lapangan pekerjaan.
“Penambahan jumlah penduduk, kemungkinan akan berdampak kepada persoalan-persoalan kehidupan sehari-hari, seperti ada banjir, saluran yang mampet dan lain sebagainya. Tapi bagi Walikota kreatif ini suatu potensi untuk dikembangkan,” bebernya.
Ditempat yang sama , Perwakilan Partai PKS Sumsel yang juga Anggota DPRD Provinsi Sumsel Mgs Syaiful Padli menambahkan, kenapa diskusi ini muncul tentunya berawal dari kegelisahan sebagian warga Palembang. Kenapa gelisah karena kondisi hari ini sudah sangat tidak normal lagi ketika rakyat mencari di mana pemimpinnya dan pemimpinnya pada saat ini tidak ada di tempatnya ini.
“Kondisi kita yang kedua ini adalah bentuk kecintaan bahwa kita orang Palembang ini menginginkan sosok figur untuk ke depan. Siapa pun nantinya akan memimpin kota ini punya rasa memiliki,” urainya.