TRIKPOS.COM, PALEMBANG – Calon Wakil Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) nomor urut 3, RA Anita Noeringhati, mencuri perhatian dalam debat publik kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumsel 2024 yang digelar di Novotel Palembang, Minggu (10/11). Sebagai satu-satunya kandidat wanita dari suku Jawa yang maju dalam kontestasi politik tingkat tinggi di Sumsel, Anita tampil memukau dengan gagasan dan visi yang kuat serta program-program unggulan.
Dalam sesi penyampaian visi-misi, Anita, yang berpasangan dengan Calon Gubernur Mawardi Yahya, menekankan komitmen keduanya untuk memastikan kesejahteraan semua lapisan masyarakat Sumsel. Melalui program pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada warga Sumsel yang tertinggal. Program MATAHATI akan menjangkau hingga ke pelosok desa dan pesisir, terutama untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan petani dan nelayan,” ujar Anita.
Anita juga menyampaikan apresiasi kepada Mawardi Yahya yang telah memilihnya sebagai calon wakil gubernur, sebuah langkah yang menurutnya mencerminkan dukungan terhadap kesetaraan gender. Dengan pengalaman 15 tahun di legislatif dan menjabat sebagai perempuan pertama Ketua DPRD Sumsel dalam lima tahun terakhir, Anita menegaskan niatnya untuk mengangkat suara kelompok masyarakat yang selama ini kurang terwakili.
“Saya merasa terpanggil untuk memperjuangkan harapan masyarakat, terutama mereka yang hidup dari sektor pertanian, perikanan, dan kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan perhatian pemerintah,” tambahnya.
Dalam debat, Anita menyampaikan komitmennya terhadap pemerataan pembangunan infrastruktur, terutama di wilayah-wilayah pelosok. Ia menyebutkan, selain perbaikan jalan, pembangunan jembatan dan peningkatan akses transportasi laut serta layanan air bersih menjadi prioritas untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Kami ingin memastikan pembangunan yang adil hingga pelosok Sumsel. Tidak hanya jalan, tapi juga jembatan dan sarana transportasi lainnya sehingga akses dan layanan bisa dinikmati secara merata,” katanya.
Anita juga menyoroti masalah kesejahteraan petani dan nelayan, mengkritisi kesulitan akses pada pupuk bersubsidi dan mahalnya biaya produksi. Ia berjanji akan memperjuangkan agar para petani di Sumsel dapat memperoleh akses yang lebih baik pada sarana produksi.
Selain itu, isu pendidikan dan kesehatan menjadi perhatian utama. Anita mengkritik minimnya penghargaan serta insentif bagi tenaga honorer, khususnya guru honorer di Sumsel. Ia menekankan pentingnya peningkatan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat.
“Di bawah program MATAHATI, kami akan memastikan semua warga Sumsel mendapatkan akses yang setara terhadap layanan dasar. Kami bertekad agar sekolah gratis dan layanan kesehatan gratis dapat dirasakan secara merata oleh semua warga,” tegasnya.
Anita juga mengutarakan ambisinya untuk menjadikan Sumsel sebagai tuan rumah bagi event bertaraf nasional dan internasional yang dapat meningkatkan ekonomi rakyat. Menurutnya, dukungan penuh pemerintah terhadap acara-acara besar akan mampu menggerakkan roda ekonomi daerah.
“Sumsel memiliki potensi besar untuk menjadi penyelenggara berbagai acara besar. Kami siap untuk mendukung dan mendorong agar Sumsel bisa menjadi tuan rumah event yang dapat mendongkrak perekonomian masyarakat,” katanya.
Di akhir pernyataannya, Anita menegaskan komitmennya bersama Mawardi Yahya untuk memajukan Sumsel dengan prinsip “no one is left behind.” Ia menutup dengan tekad untuk menjadikan Sumsel sebagai provinsi yang lebih maju dan berkeadilan bagi seluruh warganya.
“Sumsel bangkit bersama, kami hadir untuk masyarakat tanpa ada yang tertinggal,” pungkas Anita dengan penuh keyakinan. (wan)