Banyuasin Perkuat Edukasi Kebencanaan di Sekolah, Sasar Siswa SMP

Foto : BPBD Banyuasin kegiatan penguatan pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah. Kegiatan yang berlangsung di SMP Negeri 1 Sembawa pada Rabu (23/9/2025)

BANYUASIN, TRIKPOS.com — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuasin menggelar kegiatan penguatan pencegahan dan kesiapsiagaan bencana di lingkungan sekolah. Kegiatan yang berlangsung di SMP Negeri 1 Sembawa pada Rabu (23/9/2025) ini melibatkan siswa-siswi usia muda.

Kepala Pelaksana BPBD Banyuasin, Reza Agust Perdana, menjelaskan langkah ini bertujuan membangun budaya aman bencana sejak dini. “Pemahaman mitigasi penting agar peserta didik mampu bertindak tepat ketika terjadi bencana,” ujar Reza.

Pelatihan berfokus pada pengenalan kebencanaan dan simulasi evakuasi darurat. Tidak hanya BPBD, Basarnas dan Manggala Agni juga ambil bagian. Materi mencakup penanganan kebakaran hutan, banjir, hingga cuaca ekstrem yang menjadi potensi bencana utama di Banyuasin.

Kabid Pencegahan BPBD Banyuasin, Gatot Setioko, menyebut kegiatan ini merupakan tindak lanjut Permendikbud Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). “Pemerintah daerah wajib membentuk satuan pendidikan aman bencana agar sekolah lebih siap menghadapi risiko bencana,” jelasnya.

Program serupa dijadwalkan berlangsung di SMP Negeri 1 Talang Kelapa. BPBD menargetkan perluasan ke berbagai sekolah, mulai dari TK hingga SMP, meski pelaksanaannya masih menyesuaikan kesiapan anggaran. Gatot berharap segera adanya perda menjadi payung hukum bagi sekolah dalam melaksanakan mitigasi bencana.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuasin, Aminuddin, melalui Sekretaris Disdikbud, Supriyanto, menegaskan dukungan penuh terhadap edukasi kebencanaan di sekolah. “Dengan pembekalan sejak dini, siswa dapat lebih cepat tanggap ketika bencana benar-benar terjadi,” kata Supriyanto.

BPBD dan Disdikbud berharap kegiatan ini membentuk generasi yang waspada dan tangguh menghadapi bencana, sekaligus menekan risiko korban jiwa, kerugian harta benda, dan dampak psikologis akibat bencana. (#)