PALEMBANG, TRIKPOS.com — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan mencatat pertumbuhan ekonomi daerah ini tetap berada di jalur positif pada Triwulan III-2024. Ekonomi Sumsel tumbuh sebesar 5,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dengan pertumbuhan triwulanan sebesar 2,47 persen, dan 5,02 persen secara kumulatif tahunan (c-to-c).
Kepala BPS Sumsel, Moh. Wahyu Yulianto, menyebutkan bahwa capaian ini menandakan daya tahan ekonomi Sumsel yang kuat, di tengah berbagai tantangan global dan domestik. “Kami melihat adanya penguatan di sektor produksi dan konsumsi yang berimbang. Ini menandakan struktur ekonomi yang semakin sehat,” ujarnya dalam rilis resmi, Selasa (5/8/2025).
Dari sisi lapangan usaha, industri pengolahan tetap menjadi salah satu pilar pertumbuhan, dengan kontribusi lebih dari 17 persen terhadap total PDRB dan pertumbuhan sebesar 4,04 persen. Komoditas unggulan seperti Crumb Rubber melonjak 28,94 persen, sementara produksi CPO dan palm kernel juga menguat sebesar 6,27 persen.
Sektor pertanian mencatatkan kinerja positif dengan pertumbuhan 2,66 persen, ditopang oleh peningkatan produksi daging ayam ras (9,89%) dan telur ayam ras (5,82%), seiring permintaan yang tetap tinggi di tingkat konsumen.
Sektor pertambangan, yang merupakan kontributor terbesar PDRB (25,94 persen), tumbuh 3,51 persen. Produksi batubara naik signifikan, namun produksi migas tercatat turun 3,10 persen, yang turut menekan output subsektor tersebut.
Di sektor eksternal, ekspor luar negeri meningkat drastis sebesar 20,42 persen. BPS mencatat peningkatan tajam pada sejumlah komoditas strategis seperti karet dan produk turunannya (58,04%), kertas/karton (53,26%), serta bahan bakar mineral (28,75%).
Pada saat yang sama, impor barang modal menunjukkan lonjakan mencolok sebesar 138,87 persen, mengindikasikan tren positif dalam investasi dan belanja mesin produksi. Impor peralatan listrik bahkan tercatat meningkat lebih dari 1.300 persen, sementara impor kapal laut naik lebih dari 285 persen.
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 12,24 persen, menunjukkan daya beli masyarakat yang relatif stabil. “Peningkatan ini juga dipengaruhi oleh kegiatan musiman dan perayaan, serta distribusi bantuan sosial,” jelas Wahyu.
Tak kalah menarik, konsumsi lembaga non-profit naik tajam 32,26 persen, didorong oleh intensitas aktivitas politik menjelang Pilkada 2024 yang memicu belanja dari partai politik dan organisasi kemasyarakatan.
Sektor transportasi mengalami pemulihan lanjutan. Jumlah penumpang pesawat meningkat 2,18 persen, dan angkutan rel naik 7,48 persen, sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan pelaku usaha.
Di sisi investasi publik, realisasi belanja modal pemerintah tumbuh sebesar 5,24 persen, sedangkan indeks konstruksi meningkat 2,47 persen. Ini mencerminkan peningkatan pembangunan infrastruktur dasar dan proyek strategis daerah.
Menurut BPS, pertumbuhan triwulan ketiga memang cenderung lebih moderat dibandingkan triwulan kedua, mengikuti pola tahunan yang konsisten. Namun, secara keseluruhan, ekonomi Sumsel tetap berada di kisaran pertumbuhan 5 persen atau lebih selama empat tahun berturut-turut.
Distribusi PDRB Sumatera Selatan masih dipimpin oleh sektor Pertambangan (25,94%), Industri pengolahan (17,64%), Pertanian (13,92%), Perdagangan (13,65%), dan Konstruksi (10,43%).
Dengan landasan ekonomi yang solid, peningkatan konsumsi, ekspor yang agresif, serta arus investasi yang terus mengalir, Sumatera Selatan dinilai siap menghadapi tantangan global dan momentum politik domestik menuju 2025.
“Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi tidak hanya pulih, tetapi mulai mengalami akselerasi. Ini sinyal yang baik bagi daerah,” tutup Wahyu Yulianto.
Reporter: Tim Redaksi Trikpos