PALEMBANG, TRIKPOS.con — Dukungan nyata Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terhadap pengembangan pesantren kembali mendapat pengakuan nasional. Gubernur Sumsel, Dr. H. Herman Deru, meraih penghargaan Kepala Daerah Peduli Pesantren dalam ajang Pesantren Award 2025 yang digelar oleh Kementerian Agama RI.
Penghargaan tersebut diberikan atas peran Herman Deru sebagai “Pemimpin Daerah Penggerak Pesantren”, berkat konsistensinya mendorong pesantren menjadi bagian strategis dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Sumsel.
“Ini bukan sekadar penghargaan pribadi, tapi bukti bahwa pesantren di Sumsel tumbuh bersama pemerintah dan masyarakat. Sinergi ini yang ingin terus kita jaga,” ujar Herman Deru di Palembang, Selasa (21/10).
Pesantren sebagai Poros Pendidikan dan Pemberdayaan
Selama kepemimpinannya, Herman Deru menempatkan pesantren bukan hanya sebagai lembaga pendidikan agama, melainkan pusat pembentukan karakter dan pemberdayaan ekonomi umat.
Berbagai program seperti bantuan hibah, pembangunan sarana prasarana, hingga penguatan kurikulum kewirausahaan santri telah dijalankan secara berkelanjutan oleh Pemprov Sumsel.
Langkah tersebut sejalan dengan visi menjadikan Sumsel sebagai provinsi religius dan berdaya saing, di mana nilai-nilai spiritual dipadukan dengan pengembangan potensi sosial dan ekonomi masyarakat.
Gubernur Deru menekankan pentingnya pesantren bertransformasi menghadapi tantangan zaman, termasuk dalam bidang teknologi dan inovasi.
“Santri masa kini harus melek digital, kreatif, tapi tetap menjunjung nilai-nilai Islam. Pesantren bisa menjadi motor kemajuan yang berkeadaban,” katanya.
Kementerian Agama RI menilai Sumsel sebagai salah satu daerah yang berhasil menjaga keseimbangan antara pembangunan spiritual dan sosial.
Sinergi antara pemerintah, para kiai, pengasuh pesantren, dan masyarakat dianggap menjadi kunci sukses penguatan ekosistem pendidikan keagamaan di daerah ini.
Penghargaan tersebut menambah daftar panjang prestasi yang diraih Pemprov Sumsel di bawah kepemimpinan Herman Deru. Lebih dari sekadar simbol, penghargaan itu menjadi motivasi untuk terus memperkuat posisi pesantren sebagai garda depan pembangunan SDM yang berakhlak dan berdaya saing..(#)
