TRIKPOS.COM, PALEMBANG – Pertunjukan Teater Potlot pementasan naskah “Dapur Ibu dan Anak – anaknya ” karya Cornie Semai dan Taufik Wijaya di taman Budaya Sriwijaya, Palembang, Sumatera Selatan, Senin (7/11/2022) spektakuler.
Dapur ibu dan anak-anaknya bercerita tentang masakan pindang khas Sumatera Selatan yang mulai terancam akibat perubahan bentang alam.
Dapur Ibu dimaknai sebagai simbol kehidupan dari proses pembentukan anak-anak. Sedangkan, Pindang sebagai produksi simbol dari dapur tersebut.
Ketika dapur itu mengalami krisis maka anak-anak nya akan mengalami krisis. Sementara Pindang diartikan penyelamat dapur, apabila dapur selamat maka anak-anak juga akan ikut selamat.
Sutradara sekaligus penulis narasi Dapur Ibu dan Anak-anaknya, Taufik Wijaya mengatakan, pertunjukan teater potlot naskah dapur ibu dan anak-anaknya merupakan bentuk perhatian masyarakat sumatera Selatan dalam upaya menjaga kearifan lokal, khususnya masakan pindang.
Perhelatan hari kedua setelah sukses menyelenggarakan seminar pindang, Dapur ibu dan anak-anaknya melibatkan sekitar 30 orang ini pemain mulai dari sutradara hingga tim produksi.
“Dapur hari ini sudah kehilangan sungai, dapur hari ini sudah berisi segala hal yang bersifat instan dan tidak lokalis. Dengan selamatnya dapur maka anak-anaknya pun akan selamat. Pertunjukan yang diperankan adalah sebuah pose apabila sebuah dapur berantakan, sehingga anak-anak kedepan akan tau apa itu ibu namun mereka tidak mengetahui apa itu arti ibu bagi mereka,” jelas Taufik Wijaya.
Kepala Taman Budaya Sriwijaya Palembang, Mirzal menyebutkan, kegiatan ini sangat bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi banyak orang, khususnya anak -anak agar mengenal dan mengerti tentang masakan pindang.
“Kita sangat mendukung sekali kegiatan seperti ini setelah diterpa pandemi, kami berharap kedepan banyak lagi seniman yang menyelenggarakan kegiatan serupa dan membangkitkan rasa cinta terhadap lingkungan dan sekitar,” ungkap Mirzal.
Sementara itu, penggiat masakan pindang Yudhi Syarofi memaparkan masakan pindang palembang dan pementasan pindang tidak hanya sekedar membahas sebuah pindang.
“Bahkan dari pindang itu mengetahui banyak hal tentang kekayaan ikan di Sumatera Selatan yang sudah banyak berkurang dan agar ikan tetap terjaga dengan menjaga ekologi tempat ikan berada sebagai upaya menjaga kelestarian alam Sumatera Selatan,” pungkasnya.(WN)