PALEMBANG, TRIKPOS.com – Gubernur Sumatera Selatan H. Herman Deru secara resmi meluncurkan Gebyar Laksan (Literasi dan Inklusi Keuangan) yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumsel. Acara ini berlangsung dalam momentum Ramadan 1446 H di Ballroom Sriwijaya, Kantor OJK Sumsel, pada Selasa (18/3/2025).
Peluncuran ini merupakan bagian dari implementasi Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan) 2025, sekaligus peresmian Rencana Aksi Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah Sumsel 2025. Hadir dalam acara tersebut Kepala OJK Sumsel Arifin Susanto, Anggota DPD/MPR RI sekaligus Duta Literasi Sumsel Ratu Tenny Leriva, Ketua International Council for Small Business (ICSB) Sumsel Samantha Tivani, Kepala Bank Indonesia Sumsel, pimpinan perbankan syariah, jajaran Forkopimda, serta para tamu undangan.
Gebyar Laksan menghadirkan berbagai kegiatan menarik, termasuk Edukasi Keuangan Syariah, Lomba Karaoke Lagu Syariah, Lomba Adzan, Lomba Syarhil Quran, Lomba Reels dan Quiz Keuangan Syariah, serta Lomba Fashion Show Muslim.
Kepala OJK Sumsel, Arifin Susanto, menegaskan bahwa OJK Sumsel berkomitmen mendukung 12 program Gerak Cepat Herman Deru Cik Ujang (HDCU), khususnya dalam membangun perekonomian daerah. Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan OJK adalah mengoptimalkan ekspor kopi Sumsel ke Australia dan Malaysia sebagai bagian dari penguatan ekosistem pangan.
“Melalui kegiatan ini, OJK Sumsel terus berupaya mendukung visi Sumsel Maju untuk Semua, dengan memperluas literasi dan inklusi keuangan hingga ke tingkat desa,” ujar Arifin.
Selain itu, kegiatan ini juga selaras dengan upaya OJK Sumsel dalam membangun Sumsel yang Religius dan Berbasis Ekonomi Syariah, sejalan dengan semangat Ramadan 1446 H.
Ditempat sama, Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengapresiasi OJK Sumsel atas terselenggaranya Gebyar Laksan. Menurutnya, acara ini menjadi ajang penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda, terkait jasa keuangan dan manajemen keuangan berbasis syariah.
Ia menyoroti bahwa meskipun sistem keuangan syariah telah berkembang pesat, pemanfaatannya masih belum maksimal.
“Saya sering berdiskusi dan menganalisa bahwa 99 persen nasabah bank syariah adalah Muslim, tetapi yang benar-benar memanfaatkan sistem keuangan syariah mungkin tidak lebih dari 50 persen. Ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami konsep keuangan syariah secara mendalam,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Herman Deru mendorong keterlibatan berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, serta para ustaz, untuk mengajak generasi muda menjadi penyampai literasi keuangan syariah. Ia juga mengusulkan pelaksanaan Training of Trainer (ToT) guna mencetak para pelatih yang mampu mengedukasi masyarakat secara luas.
Dengan adanya Gebyar Laksan, diharapkan literasi dan inklusi keuangan syariah di Sumsel semakin meningkat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis keadilan sesuai prinsip Islam. (Wan)