PALEMBANG, TRIKPOS com– Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Elen Setiadi, S.H., M.S.E secara resmi membuka Focus Group Discussion (FGD) bertema Refleksi Pembangunan Ekonomi di Sumsel dan Strategi Akselerasi ke Depan, yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Sumsel. Acara ini berlangsung di Griya Agung Palembang, Sabtu (1/2/2025) pagi.
Dalam sambutannya, Elen Setiadi menegaskan bahwa FGD ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan Sumsel, sekaligus menjadi referensi bagi gubernur dan wakil gubernur terpilih dalam merumuskan kebijakan ke depan.
Elen menggarisbawahi pentingnya pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang berkelanjutan, mengingat Sumsel memiliki cadangan batubara dalam jumlah besar. Namun, ia mengingatkan bahwa SDA ini tidak dapat diperbarui dan akan habis jika tidak dikelola dengan baik.
“Kita sedang menuju Indonesia Emas 2045 dengan bonus demografi. Sumsel kaya akan SDA, tetapi jika tidak dioptimalkan, lama-kelamaan akan habis. Oleh karena itu, kita harus mencari strategi agar SDA ini bisa dikelola secara maksimal dan berkelanjutan,” ujarnya.
Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan Pemprov Sumsel adalah penyelenggaraan FGD terkait alat angkut batubara. Dari hasil diskusi tersebut, Pemprov berencana membangun lima flyover untuk mendukung kelancaran transportasi batubara—tiga akan dibangun oleh Kementerian PUPR, satu oleh PT KAI, dan satu lagi oleh PT Bukit Asam (PTBA) pada tahun ini.
Selain itu, Pemprov juga berencana membangun pelabuhan baru sebagai alternatif selain Boom Baru, yang selama ini menjadi satu-satunya pelabuhan utama peninggalan Belanda untuk distribusi batubara.
Dalam FGD tersebut, Elen juga memaparkan capaian pertumbuhan ekonomi Sumsel yang tergolong tinggi dibandingkan dengan tingkat nasional.
“Inflasi Sumsel pada Desember 2024 terhadap November 2024 tercatat 0,50%, lebih tinggi dibanding inflasi nasional yang sebesar 0,44%. Sedangkan inflasi tahunan Desember 2024 terhadap Desember 2023 di Sumsel mencapai 1,20%, lebih rendah dari angka nasional yang sebesar 1,57%,” jelasnya.
Ia juga menyoroti komoditas dengan andil inflasi terbesar di Sumsel sepanjang 2024, yakni emas perhiasan, kosmetik, dan daging ayam ras. Selain itu, ia menekankan adanya ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan tingkat upah, yang menyebabkan Sumsel termasuk dalam kategori rendah secara nasional dalam hal daya saing tenaga kerja.
“Soal kemiskinan, Sumsel berada di bawah Sumut dan Kepri, tetapi gini rasio kita lebih baik. Artinya, kesenjangan antara kaya dan miskin di Sumsel tidak terlalu besar,” tambahnya.
Selain SDA, Elen juga menyoroti potensi besar Sumsel di sektor pertanian. Ia menyebutkan bahwa Sumsel merupakan penghasil kopi terbesar kedua secara nasional, dengan sentra produksi di OKU Timur, OKU Selatan, Pagaralam, dan Muara Enim.
“Bukan hanya kopi, Sumsel juga menjadi produsen beras terbesar kelima nasional. Untuk itu, kami akan mengoptimalkan lahan cetak sawah, terutama sawah rawa yang memiliki potensi besar jika dikelola dengan mekanisasi yang tepat,” jelasnya.
Ia berharap berbagai strategi ini dapat menjadikan Sumsel sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan lebih sejahtera ke depannya.
Ketua ILUNI UI Wilayah Sumsel sekaligus anggota DPR RI Komisi II, Giri Ramanda Kiemas, menyatakan bahwa FGD ini diadakan untuk merancang arah pembangunan Sumsel yang lebih terarah dan berkelanjutan.
“Sumsel memiliki keunggulan SDA, tetapi jika tidak dikelola dengan baik, kabupaten-kabupaten penghasil SDA bisa mengalami kemiskinan saat cadangan habis. FGD ini menjadi wadah untuk mencari solusi agar ekonomi Sumsel tetap kuat dan masyarakat semakin sejahtera,” ujar Giri.
FGD ini menghadirkan sejumlah narasumber, di antaranya Guru Besar Ekonomi FE Unsri Didik Susetyo, Deputi Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI Cecep Rukendi, dan Deputi Bidang Pengembangan dan Pembinaan SDM LKPP Suharti.
Dengan berbagai masukan dari para pakar, diharapkan hasil FGD ini dapat menjadi pijakan bagi Sumsel dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi ke depan. (#)