“Klarifikasi” Ruri: Saya Bukan Staf Presiden tapi Tim Nawacita

Ruri Jumar Saef didampingi Dedi Irawan saat memberikan keterangan pers di Cafe Resto Golf Palembang
Ruri Jumar Saef didampingi Dedi Irawan saat memberikan keterangan pers di Cafe Resto Golf Palembang

PALEMBANG | Ruri Jumar Saef menyatakan bahwa dirinya bukan berstatus sebagai Staf Khusus[Stafsus] tetapi sebagai Ketua Tim Nawacita Presiden Republik Indonesia.

“Terkait itu, kita mendukung, mengawal visi-misi Presiden RI Joko Widodo [Jokowi] dengan turun langsung ke desa desa terpencil dan rawan konflik guna menyerap aspirasi masyarakat. Tak hanya sekali untuk menindaklajuti tetapi sudah berjalan sejak 2014 hingga sekarang,” ungkap Ruri saat memberikan keterangan ke pada awak media, Jumat [17/9] di Cafe Resto Golf Palembang.

Dikatakan Ruri, kita memberikan klarifikasi atas pemberitaan terhadapnya yang sempat dibawa ke Polda Bengkulu. Bahwa basic saya adalah konsultan perencanaan teknik bukan orang politik.

“Saya adalah profesional murni diminta oleh keluarga Presiden untuk membantu beliau, tentu saya senang untuk berpartispasi menjalankanya walau dengan ilmu pengetahuan seadanya dan saya punya pengalaman memberdayakan masyarakat petani dan nelayan miskin di daerah tertinggal,” jelasnya.

Berbekal itulah, sambung Ruri, saya siap turun ke lapangan dengan risiko apa pun! Bagi saya belum dikatakan manusia kalau tidak jadi manfaat di bumi Allah SWT ini. “Saya sadar apa yang saya kerjakan ada banyak pihak yang merasa terganggu dengan kehadiran di desa atau daerah dikunjungi,” ujarnya.

Akan tetapi berkat dukungan saudara, teman teman LSM, Wartawan, Tokoh pemuda, adat dan para petani, nelayan miskin yang ada di daerah tersebut, sangat mengharapkan peran. Maka kami berusaha hadir untuk mendengar langsung apa yang menjadi keluhan dan harapan mereka agar dapat terbantukan oleh Negara tentu dengan peraturan dan atuaran yang berlaku,” paparnya.

Kami selaku Tim Nawacita Presiden Joko Widodo hadir untuk ikut berperan memastikan langkah penegakan hukum yang berkeadilan untuk dapat mengembalikan hak rakyat agar dapat hidup layak dan sejahtera, serta menggali potensi yang ada di derah mereka.

‘Kita memastikan pekerjaan pembangunan perbaikan jaringan irigasi desa, pembangunan jalan usaha tani, pembuatan sertifikat, serta mengawal beberapa kasus sengketa lahan yang melibatkan mafia seperti kasus tanah,” tuturnya.

Klarifikasi Polda Bengkulu

Dirinya [Ruri] dimintai klarifikasi Polda Bengkulu terkait statusnya yang dikatakan sebagai staf Kepresidenan atau Tim Nawacita.

Berkaitan dengan hal itu dirinya dituding melanggar protokol kesehatan saat menggelar pertemuan di desa Urai, Kecamatan Ketahun, Kabupaten Bengkulu Utara pada Senin 14 September 2021.

Saat dimintai keterangan, Ruri mengaku ditanya terkait dengan surat tugas, tetapi hal itu tidak bisa ditunjukkan karena Tim Nawacita bukanlah masuk dalam lembaga negara yang mengunakan uang dan fasilitas dan Aggaran Negara.

“Tim Nawacita adalah Tim Keluarga Presiden dibentuk oleh adik sepupu Presiden Joko Widodo yaitu Joko Daryanto untuk dapat berperan serta mengawal Visi dan Misi serta Program Nawacita Presiden. Silakan dikonfirmasi pada beliau saya pada posisi apa,” tegasnya.

Dijelasn Ruri kedatanagannya ke desa tersebut atas undangan dari Perangkat desa setempat. Ia ditugaskan membantu masyarakat yang terdampak kesulitan terhadap sengketa lahan dengan perusahaan.

“Masyarakat Urai yang memiliki rumah di pesisir pantai terancam tidak punya tempat tinggal karena terancam abrasi. Kemudian ada HGU kelapa sawit yang habis masa pakainya tahun 2023,” ujarnya.

Ditambahkan dia, dari pertemuan kemarin saya sudah mengarahkan untuk menyiapkan peta Topografi, peta desain tata letak bangunan dan CPCL serta surat permohonan kepada bapak Presiden yang juga ditembuskan pada Kementerian terkait.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *